Di
Indonesia sendiri, merajut tidak sepopuler merenda. Budaya merajut dibawa oleh
Belanda ketika mereka datang menjajah Indonesia. Keterampilan inilah yang
ditularkan oleh para noni Belanda pada wanita pribumi Indonesia. Karena itu
pula maka nama stik merajut dikenal dengan breien.
Saat ini, merajut tampaknya mulai menemukan popularitasnya lagi. Di luar negeri, banyak beredar buku merajut dan majalah merajut. Bahkan jika diperhatikan, di dunia maya, perkembangan komunitas merajut semakin pesat dengan banyaknya website merajut dan blogger-blogger perajut yang mendesain apa yang mereka kenakan dan gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Bahkan sekarang banyak beredar toko yang menjual hasil karya rajutan mulai
dari tas , topi , shal , jaket , dompet , baju , sweeter , kaos , sapu tangan , handuk dll. Kami
di Semarang membuka toko online tas rajut Semarang bahkan di kota -
kota di seluruh Indonesia telah banyak yang menjual tas rajutan seperti tas
rajut Jogjakarta , tas rajut Solo , tas rajut Surakarta , tas rajut Bandung ,
tas rajut Jakarta , tas rajut Sidoarjo , tas rajut Pasuruan , tas rajut Bali ,
tas rajut dowa , tas rajut kaay , tas rajut kaboki , tas rajut gendhis , tas
rajut Banyuwangi , tas rajut Surabaya. Dan harga tas rajut bervariasi ada yang
tas rajut murah ada juga yang mahal tergantung dari kerumitan pembuatanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar